Kahyangan Dlepih

Kanjeng Ratu Kidul
Terletak di daerah hutan berbukit masuk dalam wilayah Kecamatan Tirtamaya, Kabupaten Dati II Wonogiri, Jawa Tengah. Berjarak sekitar 30 km dari kota Wonogiri ke arah Timur Laut dan sebelah Utara, Kawadenan Baturetno. Kayangan Dlepih dilalui oleh aliran Sungai Wiraka, salah satu anak Sungai Bengawan Solo. Mempunyai pemandangan alam yang menarik dan mengesankan dengan air sungai Wiraka yang jernih kebiruan. Daerah ini memiliki tempat-tempat bersejarah yang dikeramatkan oleh masyarakat. Tempat tersebut antara lain; Sela Gepit atau Sela Rinangkep, Sela Gilang atau Sela Pasalatan, Sela Gowok, dan Pemandian Kahyangan.

Dari sini lah cerita rakyat dinampakkan mengenai tempat-tempat keramat tersebut. Sebuah cerita yang berkaitan dengan Panembahan Senopati, pendiri Kerajaan Mataram Islam dengan Kanjeng Ratu Kidul. Kanjeng Ratu Kidul adalah mahkluk halus yang menguasai Kerajaan Laut Selatan. Kanjeng Ratu Kidul yang diceritakan berparas ayu dan menjadi permaisuri Raja-raja Mataram seterusnya. menurut cerita, disitulah Panembahan Senopati sebelum menjadi Raja Mataram menyepi untuk bertapa brata. Dan hingga kini pun masih banyak orang yang menggunakan tempat tersebut guna untuk bertapa.

Panembahan Senopati adalah putera dari Ki Gede Pemanahan atau Ki Gede Mataram, seorang keturunan Prabu Brawijaya, Raja Majapahit terakhir. Sepeninggalan ayahnya, Mas Ngabehi Loring Pasar menggantikan kedudukan ayahnya sebagai petinggi Mataram oleh Sultan Pajang dia diangkat menjadi Bupati Mataram. Kedudukan ini tidak memuaskan kehendak hati yang menginginkan menjadi raja di seluruh Tanah Jawa. Untuk memenuhi keinginan hatinya itu, dia melakukan tapa brata untuk memohon berkat dan anugerah dari Sang Pencipta. Karena seringnya bertapa, pertapaan tersebut menggugah Kanjeng Ratu Kidul (Ratu mahkluk halus Tanah Jawa sekaligus penguasa Laut Selatan) dan karena seringnya komunikasi, akhirnya berakhir dengan perkawinan. Dan menurut cerita, Panembahan Senopati sepenuhnya mendapat kekuatan dari Kanjeng Ratu Kidul.

Panembahan Senopati tetap tidak lupa menjalankan sholat lima waktu menurut ajaran agama Islam walaupun sering melakukan tapa brata. Di Sela Payung oleh masyarakat sekitar dianggap paling keramat, di tempat itulah Panembahan Senopati bersemedi. Begitu dengan Sela Gowok, sebuah batu berlubang untuk bertapa. Sedangkan untuk menjalankan sholatnya adalah di Sela Gilang atau Sela Pasalatan, Batu datar terletak di atas kedhung Pemandian Kahyangan. Di tempat inilah Kanjeng Ratu Kidul bertemu Panembahan Senopati dan Mandi.

Kanjeng Ratu Kidul
Singkat cerita.. Saat Kanjeng Ratu Kidul datang ke Kahyangan Dlepih untuk menjumpai Panembahan Senopati. Dan ketika mereka mandi bersama dan melampiaskan gejolak asmaranya di kedhung Pasiraman tersebut. Tanpa disengaja diketahui oleh Nyai Puju (seorang perempuan yang sudah bersuami namun malah mencintai Panembahan Senopati). Dengan hati kecewa dan api cemburu dia pulang. Pada hari itu juga, Suaminya yang curiga (Kyai Puju) menyusul isterinya ke hutan yang biasa didatangi Nyai Puju untuk mengumpulkan daun Puju. Sesampainya di Sela Gilang, Kyai Puju juga melihat dengan jelas, Panembahan Senopati dan Kanjeng Ratu Kidul sedang berduaan dengan mesra. Kehadiran Kyai Puju tersebut ternyata diketahui oleh Kanjeng Ratu Kidul dan membuat rasa hati yang tidak enak. Dengan perasaan yang tidak menentu itulah Kanjeng Ratu Kidul menyuruh Panembahan Senopati agar segera kembali ke Mataram. Karena keengganan Panembahan Senopati tanpa disengaja Kanjeng Ratu Kidul telah menarik tasbih Panembahan Senopati hingga berantakan dan jatuh ke dalam kedhung. Kemudian Kanjeng Ratu Kidul mengantarkan Panembahan Senopati pulang. 
Sebelum berangkat, Kanjeng Ratu Kidul berpesan pada abdinya, Nyi Widanangga, untuk mengurusi Kahyangan Dlepih dan berkuasa di tempat tersebut. Dan memerintakan agar menjaga batu tasbih yang berjatuhan tadi dan menyuruh untuk menambahkan batu akik dan batu mulia sebagai kenangan pertemuan mereka 'Kanjeng Ratu Kidul dan Panembahan Senopati'. Kanjeng Ratu Kidul juga bersabda 'barang siapa yang menemukan dan membawa batu akik/mulia dari sepanjang aliran sungai Wiraka ini akan mendapatkan keselamatan. Dan Nyi Widanangga pun menerima dan menyanggupi perintah Kanjeng Ratu Kidul dan melaksankan tugas tersebut yang diberikan Kanjeng Ratu Kidul kepadanya. Dan Nyi Widanangga menjadi Ratu Emban yang menguasai Kahyangan Dlepih.



dari berbagai sumber

Comments

  1. mana mungkin lima waktu :D
    wong yg pake ijo (muslim) dilarang masuk... wakakakakak

    ReplyDelete
    Replies
    1. hmmmm... ya masalah itu saya juga kurang tahu mas/mba. he....

      Delete

Post a Comment

Popular Posts